Putu Mulyadi Raup Omset Hingga Ratusan Juta Dari Budidaya Lidah Buaya

Petani lidah buaya, Putu Mulyadi, mampu raup sekitar Rp. 80 hingga 100 juta per tahunya dari penjualan lidah buaya.

Omset tersebut didapatkan dari penjualan disekitar objek wisata di Provinsi Bali.

Seperti di Gianyar, Klungkung, Denpasar, Tabanan, Badung, dan daerah lainnya.

Harga lidah buaya per tonnya bisa mencapai Rp. 80 sampai 100 juta, tergantung kualitas.

Seandainya tanaman bagus serta ukurannya besar, harga bisa tembus angka Rp.100 juta ke atas, tapi jika sebaliknya harga di bawah Rp. 100 juta.

Biasanya petani tak menjual lidah buaya per kilo, tapi langsung per ton.

Petani asal Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali ini menjelaskan, tanaman lidah buaya cukup diminati di pasaran.

Biasanya lidah buaya digunakan untuk membuat makanan serta minuman.

Seperti pembuatan jelly, minuman es campur, sirup, cendol, dan campuran minuman lainnya.

Lidah buaya atau aloe vera bisa digunakan untuk produk kecantikan dan kesehatan.

Digunakan untuk SPA sekitar objek wisata, bisa diolah menjadi shampo, dibuat krim untuk melembabkan kulit dan menghilangkan jerawat, merawat kulit, serta bisa digunakan sebagai make up.

"Karena banyak peminatnya, petani sekitar sini sebagian tanam lidah buaya. Saya sudan enam tahun jadi petani pengarap lidah buaya. Tanaman ini milik orang lain, luasnya 2 hektare. Per tahunnya mampu mendapat omset ratusan juta,"ungkap I Putu Mulyadi, Senin (6/7/2020) siang kemarin.

Ditambahkan, dalam setahun bisa memanen lidah buaya 3 - 4 kali.

Setiap panen bisa hasilkan sekitar 1 ton, tergantung cuaca.

Penjualan dari hasil panen juga tidak sulit.

Petani lidah buaya tinggal menyerahkan dan mengirim ke pembeli.

Biasanya pengiriman dilakukan ketika saat panen.

"Daerah sini ada beberapa petani yang budidaya lidah buaya. Mereka berbudidaya karena penanamannya mudah, dan cepat menghasilkan terutama saat musim hujan. Omset lumayan besar. Kita sudah punya pelanggan sekitar Blahbatuh,"jelas Putu Mulyadi.

Untuk penanamannya ditanah yang basah.

Petani hanya bermodal kotoran sapi untuk pemupukan, dan tenaga untuk membersihkan tumbuhan liar yang tumbuh disekitar lidah buaya.

Pembersihan tanaman dilakukan kondisional, tergantung kondisi.

Biasanya 2 minggu sekali membersihkan.

Sumber :https://bali.tribunnews.com/2020/07/07/putu-mulyadi-raup-omset-hingga-ratusan-juta-dari-budidaya-lidah-buaya